Rindu Kembali Ke Kampus
Asslamu'alaikum...
Ini namanya ngebut nyetor cerita. Mumpung ada waktu, karena nanti malam sudah ditunggu oleh tumpukan setrikaan yang sudah duduk manis di tempatnya.
Beberapa saat yang lalu, sebelum puasa jadwalnya saya pulang ke Bogor untuk silaturahim dengan keluarga di Bogor. Seperti yang pernah saya ceritakan, jarak Tangerang-Bogor yang dekat membuat saya merasa harus bisa pulang ke Bogor meski 1 bulan hanya 1 kali. Menengok dan memastikan keadaan ayah dan umi dalam keadaan sehat dan baik. Waktu itu sudah sore, sekitar jam 4.30 p.m, karena macet di tol JORR, dan Cibubur karena hari sabtu, banyak wisatawan dari Jakarta yang hendak ke Bogor tepatnya Puncak untuk menghabiskan akhir pekan, sehingga jalan tol pun jadi macet. Saya dan Mas belum menunaikan shalat ashar, dan sudah terbayang macetnya Bogor di jalan Merdeka, bahkan bisa jadi Sempur pun sudah macet. Akhirnya kami memutuskan untuk mampir ke Masjid kampus tempat saya kuliah dulu, karena jarak yang hanya beberapa meter dari pintu Tol. Universitas Pakuan Bogor, tempat saya menimba ilmu zaman kuliah. Hampir 3,5 tahun saya habiskan di sana, mengukir cerita dengan teman sembari menimba banyak ilmu, baik ilmu pengetahuan, ilmu bersosialisasi, ilmu organisasi, dan ilmu lainnya.
Banyak yang berubah ya di kampus, ya iyalah saya sudah tidak mampir ke kampus tepat sehabis saya di wisuda. Wisuda tanggal 23 Mei 2009 hari sabtu, setelah euforia kelulusan dan sekedar bersilaturahim dengan teman-teman sekaligus perpisahan dari Jurusan, saya belum pernah ke kampus lagi. Karena ketika hari kelulusan semua dokumen saya terima. Yang saya sedih, bahkan ketika sahabat-sahabat seangkatan saya sedang wisuda saya tidak bisa hadir karena sudah tinggal di Tangerang dan sedang hamil. Lagi mual-mual dan sudah pasti tidak akan diizinkan, apalagi di kantor si mas hari Sabtu masuk seperti biasa, hanya sampai jam 2-an. Ya sudahlah, gagal memberi bunga kepada sahabat-sahabat saya. Minta maaf ya... I'm really not a good friend :(. Merasa bersalah sampai hari ini, tapi mudah-mudahan teman-teman saya paham dengan keadaan saya yang sudah 'mendua' dan kudu patuh kepada sang Imam.
Saya mampir lagi ke kampus tahun ini, yap, tahun 2013. It means i'have been not there about 4 years sodara-sodara. Hehehe lebay. Mampir shalat ashar di Masjid Al Kautsar yang adem itu, sambil bernostalgia dalam memori saya sendiri. Masjid ini jadi tempat saya dan teman-teman beristirahat menunggu jadwal kuliah satu ke kuliah yang lainnya, sambil duduk-duduk di teras masjid. Waktu itu belum ada tempat kosan yang cozy buat numpang istirahat. Sampai akhirnya, resmilah kosan Leni, sahabat karib saya yang jadi tempat andalan kami beristirahat, numpang tiduran. Hehehe thanks Leni anyway :).
Dulu ke kampus sendiri, sekarang bertiga sama si mas dan Najma. Yaelah Najma di ajak ke kampus udah kaya ayam lepas, lari sana-lari sini, alhamdulillah ada Afi yang kebetulan saat itu masih aktif kuliah. Deketin kakak mahasiswa, eciye... Maklum anak cewek. Setelah shalat, tak lupa saya napak tilas tempat kuliner favorit (dasar mahasiswa tukang makan, sampai napak tilas aja ke warung makan :p). Widiiiiihhhh... sepanjang jalan ingin nyanyi,
Hatiku gembira... riang tak terkira.... Nemuin jajajan... Murah dan meriah... O sayaaaaanggg.
Masih ada ayam goreng pake nasi dan lalap seharga 7000 dengan sambal yang endes banget. Ayam rica-rica 7000, Cumi-cumi lada hitam 7000, asli itu saya borong sekalian buat si Ina dan Umi di rumah. Alangkah bahagianya menjadi anak kampus tidak perlu menghadapi kenyataan harga bahan pangan yang sudah selangit, ga perlu tau bumbu masakannya apaan yang penting enak, harga murah dan segar (drama ibu-ibu), langsung bercanda ke si mas, "Yah, ntar mau punya rumah di sekitar kampus aja dong, biar kalau males masak, masih bisa makan makanan murah daripada ke mall, bikin kantong kering mulu. Hehehehe".
Pada dasarnya saya rindu ada di kampus, makanya saya masih menyimpan mimpi saya baik-baik untuk bisa sekolah lagi di tingkat yang lebih tinggi. Tidak ada kata terlambat toh. Entah kapan, yang pasti saya berniat. Lingkungan kampus sering saya rindui, bawa buku diktat, berkutat dengan perpustakaan untuk tugas-tugas, bahkan saya dan teman-teman sering mampir ke perpustakaan kampus lain demi mendapat bahan, diskusi dengan teman dan kakak kelas atau bahkan anak-anak jurusan lain, begadang dengan tugas, dan lain-lain. Juga makan di tempat yang enak di sekitar kampus pun selalu saya rindu (banget). I really enjoy that moment. Saya sangat berterima kasih kepada Umi dan Ayah, yang meski saat itu kami sedang dalam ekonomi yang tidak baik, mereka benar-benar dengan ikhlas 'memaksakan' diri agar saya dan adik-adik tetap bisa sekolah, menimba ilmu, untuk bekal kehidupan kami selanjutnya. Semoga Umi dan Ayah selalu Allah sayang, karena pengorbanan tiada henti bagi kami anak-anaknya. I Love U fillah... :) Eh ngomong-ngomong doain saya ya, biar bisa sekolah lagi. Nanti kalau Najma dan adiknya udah gedean deh. Sekarang mah, keluar rumah bentar juga kepikiran ninggalin anak bocah. Ga punya saudara yang tinggal dekat soalnya, orang tua juga jauh. Tapi saya yakin Allah maha tau tentang mimpi-mimpi saya, so keep dreaming n do ur best :)
Ini namanya ngebut nyetor cerita. Mumpung ada waktu, karena nanti malam sudah ditunggu oleh tumpukan setrikaan yang sudah duduk manis di tempatnya.
Beberapa saat yang lalu, sebelum puasa jadwalnya saya pulang ke Bogor untuk silaturahim dengan keluarga di Bogor. Seperti yang pernah saya ceritakan, jarak Tangerang-Bogor yang dekat membuat saya merasa harus bisa pulang ke Bogor meski 1 bulan hanya 1 kali. Menengok dan memastikan keadaan ayah dan umi dalam keadaan sehat dan baik. Waktu itu sudah sore, sekitar jam 4.30 p.m, karena macet di tol JORR, dan Cibubur karena hari sabtu, banyak wisatawan dari Jakarta yang hendak ke Bogor tepatnya Puncak untuk menghabiskan akhir pekan, sehingga jalan tol pun jadi macet. Saya dan Mas belum menunaikan shalat ashar, dan sudah terbayang macetnya Bogor di jalan Merdeka, bahkan bisa jadi Sempur pun sudah macet. Akhirnya kami memutuskan untuk mampir ke Masjid kampus tempat saya kuliah dulu, karena jarak yang hanya beberapa meter dari pintu Tol. Universitas Pakuan Bogor, tempat saya menimba ilmu zaman kuliah. Hampir 3,5 tahun saya habiskan di sana, mengukir cerita dengan teman sembari menimba banyak ilmu, baik ilmu pengetahuan, ilmu bersosialisasi, ilmu organisasi, dan ilmu lainnya.
Banyak yang berubah ya di kampus, ya iyalah saya sudah tidak mampir ke kampus tepat sehabis saya di wisuda. Wisuda tanggal 23 Mei 2009 hari sabtu, setelah euforia kelulusan dan sekedar bersilaturahim dengan teman-teman sekaligus perpisahan dari Jurusan, saya belum pernah ke kampus lagi. Karena ketika hari kelulusan semua dokumen saya terima. Yang saya sedih, bahkan ketika sahabat-sahabat seangkatan saya sedang wisuda saya tidak bisa hadir karena sudah tinggal di Tangerang dan sedang hamil. Lagi mual-mual dan sudah pasti tidak akan diizinkan, apalagi di kantor si mas hari Sabtu masuk seperti biasa, hanya sampai jam 2-an. Ya sudahlah, gagal memberi bunga kepada sahabat-sahabat saya. Minta maaf ya... I'm really not a good friend :(. Merasa bersalah sampai hari ini, tapi mudah-mudahan teman-teman saya paham dengan keadaan saya yang sudah 'mendua' dan kudu patuh kepada sang Imam.
Saya mampir lagi ke kampus tahun ini, yap, tahun 2013. It means i'have been not there about 4 years sodara-sodara. Hehehe lebay. Mampir shalat ashar di Masjid Al Kautsar yang adem itu, sambil bernostalgia dalam memori saya sendiri. Masjid ini jadi tempat saya dan teman-teman beristirahat menunggu jadwal kuliah satu ke kuliah yang lainnya, sambil duduk-duduk di teras masjid. Waktu itu belum ada tempat kosan yang cozy buat numpang istirahat. Sampai akhirnya, resmilah kosan Leni, sahabat karib saya yang jadi tempat andalan kami beristirahat, numpang tiduran. Hehehe thanks Leni anyway :).
Dulu ke kampus sendiri, sekarang bertiga sama si mas dan Najma. Yaelah Najma di ajak ke kampus udah kaya ayam lepas, lari sana-lari sini, alhamdulillah ada Afi yang kebetulan saat itu masih aktif kuliah. Deketin kakak mahasiswa, eciye... Maklum anak cewek. Setelah shalat, tak lupa saya napak tilas tempat kuliner favorit (dasar mahasiswa tukang makan, sampai napak tilas aja ke warung makan :p). Widiiiiihhhh... sepanjang jalan ingin nyanyi,
Hatiku gembira... riang tak terkira.... Nemuin jajajan... Murah dan meriah... O sayaaaaanggg.
Masih ada ayam goreng pake nasi dan lalap seharga 7000 dengan sambal yang endes banget. Ayam rica-rica 7000, Cumi-cumi lada hitam 7000, asli itu saya borong sekalian buat si Ina dan Umi di rumah. Alangkah bahagianya menjadi anak kampus tidak perlu menghadapi kenyataan harga bahan pangan yang sudah selangit, ga perlu tau bumbu masakannya apaan yang penting enak, harga murah dan segar (drama ibu-ibu), langsung bercanda ke si mas, "Yah, ntar mau punya rumah di sekitar kampus aja dong, biar kalau males masak, masih bisa makan makanan murah daripada ke mall, bikin kantong kering mulu. Hehehehe".
Pada dasarnya saya rindu ada di kampus, makanya saya masih menyimpan mimpi saya baik-baik untuk bisa sekolah lagi di tingkat yang lebih tinggi. Tidak ada kata terlambat toh. Entah kapan, yang pasti saya berniat. Lingkungan kampus sering saya rindui, bawa buku diktat, berkutat dengan perpustakaan untuk tugas-tugas, bahkan saya dan teman-teman sering mampir ke perpustakaan kampus lain demi mendapat bahan, diskusi dengan teman dan kakak kelas atau bahkan anak-anak jurusan lain, begadang dengan tugas, dan lain-lain. Juga makan di tempat yang enak di sekitar kampus pun selalu saya rindu (banget). I really enjoy that moment. Saya sangat berterima kasih kepada Umi dan Ayah, yang meski saat itu kami sedang dalam ekonomi yang tidak baik, mereka benar-benar dengan ikhlas 'memaksakan' diri agar saya dan adik-adik tetap bisa sekolah, menimba ilmu, untuk bekal kehidupan kami selanjutnya. Semoga Umi dan Ayah selalu Allah sayang, karena pengorbanan tiada henti bagi kami anak-anaknya. I Love U fillah... :) Eh ngomong-ngomong doain saya ya, biar bisa sekolah lagi. Nanti kalau Najma dan adiknya udah gedean deh. Sekarang mah, keluar rumah bentar juga kepikiran ninggalin anak bocah. Ga punya saudara yang tinggal dekat soalnya, orang tua juga jauh. Tapi saya yakin Allah maha tau tentang mimpi-mimpi saya, so keep dreaming n do ur best :)
Komentar
Posting Komentar