kawanku

SURGA KAWANKU

Tersenyum ku sekarang, terhembus kata syukur tak terbantahkan
Saat ku dapat melihat meskipun tidak langsung menatap
Bahwa kamu sudah bahagia
Hari ini sudah bahagia kawanku tersayang

Ingat tidak,
kita kecil bersama, tumbuh besar menjadi sahabat tak terelakan
Bermain sepeda menyusuri komplek perumahan
Kasti dengan kayu yang sudah reyot dan hampir putus
Bermain peluh seharian
Di sekolah bertemu kamu, di rumah bertemu kamu
Hal terbodoh dan terkotor
Kita pernah bermain serodotan dengan tumpukan tanah miring
Heran juga, kenapa tanah miring itu tiba-tiba ada
Tinggi pula
Oh iya kawan, lihatlah di samping kita sedang ada tanah yang sedang di urug untuk rumah lagi
Nantinya tetangga baru kita lagi

Ish, kotornya baju kita itu
Terutama kawasan belakang, kotor mutlak coklat penuh
Dimarahi ibu, sudah pasti
Anak kreatif memang selalu bikin ulah, katamu

Setelah bertahun-tahun kemudian, saat kita sudah remaja
Pernah kamu menangis kehadapanku, memintaku untuk segera bertemu
Padahal kamu dan aku berbeda kampus saat itu
Kamu menangis meski tak keluar air mata mu
Kamu bilang habis kabur dari rumah
Benci dengan kedua orang tuamu yang kau anggap terlalu banyak ini itu
Katamu apa dulu? mengekangmu?
Padahal yang ku lihat dirimu adalah sosok dari arti kata 'bahagia'
Kamu punya rumah besar nan mewah
Mobilmu banyak dengan merek berbeda-beda
Bajumu, jangan ditanya. Harganya satu kaos saja hampir setengah juta
Kamu kan orang kaya kawan, kamu tidak pantas berduka
Kataku pada saat itu

Orang tuamu juga bukan orang jahat pandanganku
Mereka terpandang disudut mata para tetangga
Mereka punya kelas tinggi baik ekonomi maupun sosialnya
Kamu juga punya adik yang baik dan lucu
Kamu punya semua hal yang aku tidak punya kawan
Seharusnya kan aku yang berduka

Tapi kamu selalu bilang, bahwa aku punya harta mahal tiada tara
Kamu bilang aku punya malaikat nyata bernama orang tua
Ayah ibu ku favorit kamu katanya
Padahal menurutku tidak ada yang istimewa
Lalu kamu bilang, itu intinya
Ayah ibu ku adalah inti kehidupan ku
Yang membuat aku selalu tampil ceria dan tanpa masalah
Adalah malaikat itu

Kamu menangis seandainya kamu bertukar tempat denganku
Aku ambil saja milikmu, harta namanya saat itu
Kamu mengambil orang tuaku
Pasti kamu bahagia, katamu

Saat kamu menangis karena kamu merasa penuh dengan kedukaan
Aku hanya bilang, pulang ke rumah kawan
Hadapi orang tuamu katakan apa yang kamu mau
Kamu juga jangan keras kepala sahabat
Coba dengarkan maksud larangan orang tuamu
Agar bertemu titik temu
Kamu menurut, kamu pulang, meski katamu kamu kabur lagi

Itu dulu kawanku
Saat ini kamu sudah bahagi kan?
Saat kamu bersanding dengan kekasih hatimu
Seseorang yang kamu piliih sendiri sebagai pendamping jiwa ragamu
Saat kamu duduk di kursi pelaminan
Aku ucapkan syukur nan dalam
Allah selalu bersama kamu kawan
Jika dulu kamu merasa malang dalam keluarga dan orang tuamu dahulu
Jangan lakukan hal yang sama teman
Buatlah surga di dalam rumah tanggamu
Jadilah istri yang menawan
Surga yang selalu kau dambakan di dalam rumahmu sendiri
Aku percaya kamu bisa
Dan Allah akan memberikan kecenderungan untuk itu

Amiiiiin

- Harta yang paling berharga adalah keluarga, istana yang paling indalah keluarga -

7 Oktober 2013


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kolam Renang Puri Bintaro Club House

Mampir Ke Al Kahf Space & Kopi Manyar Bintaro

Cerita Melahirkan Ludi