Dendam Positif

Assalamu'alaikum duniaaaa...

Dendam itu ga baik. Betul. Tapi saya punya dendam positif. Beneran loh ini. Ada prolognya kenapa saya punya dendam dan nilainya positif.

Sejak awal menikah, saya tinggal di luar kota Bogor. Sejarak 60-an km sih. Tapi tetap saja saya jadi jauh dari teman-teman. Demi ikut kakanda tercinta, pula pada saat itu memang belum punya rumah. Saya ingat betul, pada saat saya menikah kawan-kawan saya baik kawan SMP atau SMA bahkan kuliah banyak yang hadir mendoakan saya di pelaminan.

Sejak itu pula, saya berharap agar bisa membalas kebaikan mereka dan hadir di momen saat mereka menikah. Pula saat wisuda. Namun sayangnya saya jarang bisa hadir. Padahal mereka kawan seperjuangan saya belajar di Kampus atau kawan sekolah. Sedih rasanya.

Ada saja uzur nya. Hamil muda, hamil tua, melahirkan, anak masih bayi, Mas sakit, Mas dinas, bukan jadual pulang Bogor. Itulah beberapa alasan. Saat hamil begitu saya tidak boleh keluar rumah sendirian, lebih karena Mas khawatir sih. Saya tidak bisa menyetir mobil. Sehingga ruang gerak saya amat tergantung suami.

Sedih sih, tapi saya paham. Bahwa memang ada beberapa hal yang harus di prioritaskan. Termasuk untuk urusan pergi meskipun hanya untuk kondangan, ketemuan dan agenda pertemuan lainnya, semua harus ketika saya sehat, tidak sedang 'payah' dan paling penting seizin pula sepengetahuan suami.

Maka, banyak momen sahabat yang terlewati dan hanya do'a yang insyaAllah sampai untuk keberkahan dan kesuksesan segala hajat kawan-kawan seperjuangan saya. Tidak ada maksud menyengaja untuk tidak hadir. Sungguh.

Sambil saya berdo'a agar diberi kesempatan bisa bersilaturahim dengan kawan-kawan yang kabarnya hanya bisa saya ketahui via sosial media dan obrolan via aplikasi canggih di hape. Dan ternyata Allah takdirkan kembali saya pulang ke Bogor, dengan wasilah rizki punya rumah di tanah ini. Alhamdulillah..

Jadi dendam positif saya adalah saya ingin bisa hadir di setiap undangan silaturahim dari kawan-kawan saya. Apapun namanya. Pernikahan, temu kangen, pengajian, arisan, apapun. Alhamdulillah jika tidak ada uzur dan tidak mendadak saya usahakan hadir.

Ada beberapa tips ala saya ketika bersilaturahim:
1. Pastikan mendapat izin dari pasangan.
Jadi meskipun silaturahim itu baik, pasangan harus tahu kemana kita pergi, bersama siapa dan untuk apa. Demi menghindari prasangka. Pula hal-hal mudhorot di depan.
2. Bergaul secukupnya.
Jangan berlebihan. Karena sesuatu yang berlebihan, selalu tidak baik.
3. Kenalkan dan ajak pasangan saat bertemu kawan kita. (jika bisa dan memungkinkan)
Saya suka berkenalan dengan kawan-kawan si Mas. Meski kenal selewat tapi saya senang. Entah kenapa saya merasa dihargai, jika Mas memperkenalkan saya kepada temannya. Perasaan di hargai itu mendadak muncul di kejadian mana saja. Random sekali. Dan itu sangat unik. Karena setiap orang punya perasaan dihargai lewat cara yang berbeda-beda.
4. Hindari berkhalwat (berdua-dua)
Berdua-dua, bercampur baur dengan tanpa ditemani mahrom jelas bukan pergaulan yang baik. Setan suka sekali berada dalam lingkarannya. Maka hindari pergaulan jenis ini. Supaya tujuan bersilaturahimnya pun terdapat pahala.
5. Ingat waktu.
Kalau sudah kumpul apalagi sambil nostalgia itu selalu seru. Sukses bikin refresh deh. Tapi ingat waktu. Anak harus makan, suami harus dilayani, sholat harus didirikan, harus mandi (eh, skip aja ini mah, hehe). Jangan keterusan sampai lupa waktu.
6. Saling menasihati dalam keta'atan
Saya tipe orang yang sangat suka ngobrol ngalur ngidul sambil bercanda. Tapi lebih suka obrolan yang penuh canda tapi ada isi. Lewat nasihat menasihati dalam kejujuran, keta'atan, kesabaran dan obrolan yang isinya motivasi. Berasa ada oleh-olehnya yang bisa dibawa pulang dari pertemuan itu.

Itulah tips ala saya, yang insyAllah saya usahakan lakukan. Karena saya sayang kawan-kawan saya karena Allah.

Temu kangen kawan SD Insan Kamil beserta Guru :)

Temu kangen kawan SD Insan Kamil beserta Guru :) 







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kolam Renang Puri Bintaro Club House

Mampir Ke Al Kahf Space & Kopi Manyar Bintaro

Cerita Melahirkan Ludi