Kurus Sekali....

Assalamu'alaikum...

Jadi begini, saya ini menjadi orang yang suka bingung sendiri kalau sudah ditanya
"Saidah, kok kurus banget?"
saya itu bingung, harus sedih atau senang. Karena konon banyak wanita ingin kurus dibanding berbadan gemuk. Polesan media sih yang membuat image wanita cantik itu berbadan langsing, berkulit putih, bla, bla, bla... Tapi sejujurnya saya kurang sefaham dengan definisi cantiknya media.

Nah, akhir-akhir ini semua orang yang bahkan tidak jumpa saya hanya sekitar 2 minggu saja bisa bilang saya kurusan. Sesignifikan itu kah?

Kalau dirunut-runut saya memang tipe orang susah gemuk. Waktu hamil anak pertama timbangan awal di 43 kg. Sampai menjelang melahirkan berat saya loncat ke 60 kg. Lalu setelah lahir, berat badan turun lagi menjadi 50 kg.

Di timbangan 50 kg saya pernah agak lama. Awal mula hamil anak kedua dan ketiga selalu start di 50 kg. Jelang lahiran loncat ke 65 kg. Dan dengan cepat turun lagi, hanya dengan proses alami tanpa diet. Yaitu menyusui dan mengurus bayi sendiri.

Sekarang berat badan saya di 46 kg. Saya sih biasa saja. Tapi keluarga juga 'nelangsa' melihat saya kurus. Padahal saya tukang makan. Suka nyemil juga. Bingung saya.

Tapi setelah saya pelajari wajar lah saya ini kurus. Dari genetik, mbak-mbah saya dari dua belah pihak tidak ada yang berbadan gemuk plus tinggi (ini mungkin yang membuat saya gagal jadi model :p, hehehe). Begitupun Umi dan Ayah. Maka saya pun demikian adanya.

Tapi dibarengi dengan kegiatan saya sehari-hari itu laksana exercise di Gym. Memang ternyata lumayan menguras tenaga.

Sehabis sholat subuh, ngurusin cucian sambil menyiapkan sarapan. Lalu membangunkan anak-anak, untuk segera menemani sarapan dan memandikan mereka. Berdua. Najma dan Ludi. Memandikan anak pagi kan tidak selalu lancar jaya. Ada saja drama menguras jiwa.

Setelah Kakak Najma berangkat, ayahnya berangkat. Saya menemani Ludi melanjutkan sarapan, disambi me-lap meja. Selesai Ludi sarapan, menjemur pakaian. Lalu lanjut membersihkan rumah, sapu dan pel. Lalu duduk sebentar lanjut Sholat Dhuha.

Sehabis dhuha saya main sama Ludi. Kadang juga melanjutkan rapi-rapi. Daaan jam 12.00 Kakak Najma pulang, tugas jadi double hebohnya.

Hidup saya memang penuh dengan keringat.. hehe. Tapi saya suka sih. Sebab saya hanya berharap dari situ kiranya dinilai sebagai ibadah saya. Di saat si Mas kerja di kantor demi menjemput rizki halal bagi kami. Saya pun sulit berdiam demi 'menyaingi' kesibukannya. Semoga saja jadi pemberat timbangan amal. Ya kaaan buibuuuu??

Kurus atau gemuk, yang penting sehat.
Kurus atau gemuk, yang penting bersyukur.
Kurus atau gemuk, yang penting ta'at.
Kurus atau gemuk, yang penting keren. Eh... :D

Karena sejatinya Allah mengesampingkan itu semua, yang dipandang dari manusia hanyalah TAQWA.

Maka, kesimpulannya. Kurus atau gemuk, yang penting taqwa. Yuk sama-sama :D





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kolam Renang Puri Bintaro Club House

Mampir Ke Al Kahf Space & Kopi Manyar Bintaro

Cerita Melahirkan Ludi