Ga suka kita? Ya tidak apa :)

 Assalamu'alaikum..


Sebaik-baiknya perlakuan, akhlak, tutur kata dan perbuatan kita adalah hal yang mustahil jika kita mengharap semua orang setuju dan akhirnya menyukai kita. Dengan kesadaran seperti itu, akhirnya kita punya pakem yang jelas tentang kehidupan sosial kita yang tanpa transaksi. Alias santai dan tulus :)


Menyedihkan kalau melihat saya yang dahulu (eh gimana?) iyaa dulu kan masih belajar ya, jadi sering sekali salah persepsi. Untuk hubungan sosial pun tanpa saya sadari, saya sedikit pamrih. Bukan dalam artian menghasilkan uang atau logam mulia (hehehe). Tapi saya berharap kembalian dari perbuatan (yang saya pikir) baik. Sering kecewa akhirnya. Baper. Dan akhirnya makan hati. Parahnya lagi bawaanya su'udzhon. Sempit sekali hati ini saat itu. Ga mau lagi :)


Saat memutuskan untuk berani keluar rumah, artinya saya siap berhadapan dengan ragam karakter, pemikiran, bahkan berhadapan dengan ragam physical appearance. Ya karena memang sebanyak itu warna dalam hidup, spektrumnya tetap akan jadi 'hiasan'. Dan maknanya adalah kita dihadapkan pada keberagaman untuk melihat warna-warni tersebut dan sebenarnya akan mendewasakan plus menyenangkan.


Darisitu akhirnya kita bisa lebih jujur pada diri sendiri. Untuk bukan hanya mengakui, tapi juga menghargai orang lain. Sehingga tidak lagi terlalu berekspektasi. Misal kita berbuat, berlaku baik, niscaya itu untuk kita sendiri. Karena self service loh saat kita melakukan hal yang baik. Seperti jiwa dikasih makan saat itu. Penuh di dada, luas rasanya. Percaya kan kalau manusia itu fitrahnya selalu pada kebaikan dan hal-hal baik yang memang Allah ciptakan kita untuk ada dalam hal tersebut senantiasa.


Kalau ada yang nampak tidak menyukai, menghindari, memperlihatkan kebencian pada kita. Ya tidak apa, jika memang kita yakin kita tidak pernah membuka permasalahan padanya. Hargai ia, jangan jadi sok akrab. Tembok yang dia bangun untuk kita, susah payah dia bangun. Jadi kita juga ga usah susah payah menghancurkan. Seandainya dia mau, tembok itu akan jadi tirai yang mudah dibuka. Kitanya tetap sopan, baik dan menghargainya. Beri ruang untuknya untuk 'menghidari' kita. Tidak perlu susah payah membangun image 'kita dibenci tanpa alasan', kuno. Hehehe. 


Bukan tugas kita untuk disukai, disetujui, dicintai sebanyak-sebanyak orang. Kita hanya sedang dan akan dimintai pertanggung jawaban atas perbuatan kita sendiri. Pastikan lakukan yang baik saja. Bukan untuk orang, tapi untuk kita sendiri.

Komentar

  1. Teh saidahh izin mau repost :') asli relate bgt sm kehidupan aku sekarang, baca tulisan ini jadi tenang gitu hati ❤️

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kolam Renang Puri Bintaro Club House

Mampir Ke Al Kahf Space & Kopi Manyar Bintaro

Cerita Melahirkan Ludi