SUARA HATI ANAK

Assalamu'alaikum Dunia....

Di Jum'at yang mendung ini, tiba-tiba pingin nulis lagi. Karena dapet input yang bagus banget dari sini, artikel menyentuh bikin terharu dan nangis *dasaremakcengeng*. Ini saya copy paste-in ya...


Ajari aku untuk mencintai dan menyayangi diri sendiri, 

lewat keteladanan yang positif. 
Aku akan belajar dari semua tindakanmu, 
dan tumbuh dengan memiliki perhatian diri yang baik.

Perhatikan aku selalu, 
bergembiralah atas kehadiranku. 
Aku akan tumbuh dengan mengetahui bahwa aku istimewa, 
dan membantu orang lain merasakan hal yang sama.

Dengarkan aku dengan empati,
miliki hati yang terbuka dan penyayang.
Aku akan tahu bahwa aku dilihat dan didengar,
dan tumbuh menjadi pendengar yang baik.

Seringlah tertawa dan bergembira bersamaku,
jadilah penyayang setiap hari. 
Aku akan bermain dan menikmati hidupku, 
dan membawa lebih banyak kebahagiaan kepada sesama.

Katakan ketika kau menghargai aku.
Aku akan tahu bahwa aku berharga, 
dan belajar untuk mengakui orang lain.

Perbaiki aku dengan kelembutan.
Akan kujalani hidup dengan penuh martabat, 
dengan rasa bangga terhadap harga diri.

Berilah aku ruang untuk tumbuh, 
untuk melakukan kesalahan dan berpendapat. 
Aku akan belajar mandiri, dan mempercayai penilaianku sendiri.

Tetapkanlah minat pada belajar,
Dan ikuti impianmu.
Aku akan mengikuti semangatmu
Dan terinspirasi untuk melakukan hal yang sama.

Jujur dan tuluslah,
Serta jalani nilai-nilai tertinggi dalam hidupmu.
Aku akan belajar dari pengalamanmu,
Dan tumbuh dengan rasa integritas.

Ajari aku untuk melayanimu,
Dan menghormati perbedaan orang lain.
Aku akan belajar bermurah hati.
Dan merangkul semua jalan kehidupan.

Fokuslah pada apa yang berjalan dengan benar,
Dan memiliki kepercayaan disaat-saat sulit.
Aku akan belajar menjadi optimis,
Dengan bersyukur setiap hari.

Cintai aku dengan tulus,
Disaat suka dan dukaku.
Aku akan tahu bahwa aku dicintai,
Dan membawa lebih banyak cinta pada dunia.

Bagus ya...? Sebagai new mom, tentu saya suka merasa capek sendiri sok lelah karena mengurus bocah yang padahal baru satu. Kadang jadi ga peka, dan kadang lupa hakikat kehadiran ia sebagai manusia. Kadang juga menganggapnya sebagai beban. Ini kalau capek super akut ya, biasanya misal lagi sakit, tidurnya kurang, dsb, jarang banget-banget deh kalo yang ini mah. Sebenarnya banyak senengnya kok.

Di saat saya memutuskan untuk menikah, usia saya masih 20 tahun. Masih sangat muda dan masih memiliki banyak kesempatan untuk hidup saya pribadi, contoh kerja, main sama teman-teman, keliling dunia, bla, bla, bla, na, na, na. Tapi sebagai seorang anak yang dibesarkan dilingkungan jangan-pacaran-mending-nikah-aja-daripada-dosa saya lebih suka meniatkan ingin menikah muda bahkan sejak usia SMP. Di saat saya 'dihajar' oleh maklumat Jangan Mendekati Zina, nanti Allah marah. Saya bahkan sudah diajar berdoa memohon jodoh yang baik sejak SMP kelas 2, mohon diberi jodoh yang shaleh dan baik, juga mohon diberi keturunan yang shaleh. Yap, sejak kecil dan dini bukan? Jadi ketika si mas datang dengan keluarganya membawa kesungguhan, saya tidak pernah berpikir dua kali, tiga kali, empat kali. Saya jawab ya. Ini jawaban doa saya.

Saya menikah, atas restu umi-ayah-bapak-ibu-abi bekal dunia akhirat saya. Dengan menikah artinya saya siap memiliki anak. Memiliki keturunan. Yang artinya saya siap menjadi ibu, siap mengalah, siap berkorban, siap capek, siap di rumah, siap mengesampingkan dulu (arti dari pengorbanan itu sendiri) hal-hal yang saya suka. Ralat. Harus siap.

Saya jalani, dulu waktu Najma belum ada saya masih bisa tidur siang lama, tidur malam lama, pacaran ama mas berdua aja, nonton sama teman-teman, jalan-jalan, dll. Yap, lahirnya Isan memang tidak banyak mengubah hidup saya, secara sang anak tidak secara fisik saya rawat karena ia berpulang ke Yang Maha Kuasa. Saat Najma lahir, alhamdulillah warna warni kehidupan saya dan mas tentunya. Sebenarnya banyakan sukanya sih, beneran. Tapi kadang suka kumat errornya, pingin tidur siang lama, pingin abis subuhan tidur lagi, ga usah ngabur ke dapur bikin sarapan, pingin bobo cantik kalo malem (ga usah pegel nenenin), pingin ke salon, pingin nonton ke bioskop, pingin sekolah lagi, pingin ikut les ini-itu, dll. Ahhhh kalau dibaca kebanyakan duniawi banget kaaaannn...? Setelah Najma hadir, saya tinggal tidak bersama orang tua maupun mertua, yang artinya kehidupan rumah tangga bener-bener di atur sendiri, termasuk ngurus anak dan suami. Asli rasanya beda banget. Ibaratnya kalau lagi liburan di Bogor atau Situbondo kalau saya lagi capek habis subuhan pingin tiduran, saya ga takut ga ada sarapan. Apalagi untuk Najma saya biasa masak sendiri. Lha, kalau disini saya kebanyakn leha-leha beneran keteteran ni rumah dan suami dan anak. Bisa-bisa mas berangkat kerja ga sarapan, bisa-bisa Najma sarapan cuma pake kecap, bisa-bisa saya kehabisan lauk-pauk di Pak Pur, bisa-bisa mas pulang malam ga ada makan malam dan sebagainya.

Siapa bilang jadi ibu rumah tangga nyantai...? Siapa bilang...? *emosi*. Ini beneran sibuk tau, ngalah-ngalahin working mom deh, asli. Apalagi peran ibu bukan hanya di dunia perdapuran, urusannya mendidik manusia suci bernama anak itu bukan hal sepele. Ga bisa anak main sendiri lha kita asik sendiri nge-game, bisa 'ceming' dah anak kita main sendirian, jadi ga pinter karena ga ada rangsangan yang baik dari ibunya. Saya sering dibilang kurusan lah, matanya 'celong' lah, sama teman-teman. Ahhh ga papa, urusan wajah mah pake alat lenong, bedak-bedak dikit, pake blush on, pake eye-liner juga cakep lagi. Saya cuma punya prinsip, ini ibadah, ini ibadah, ini amanah, saya sedang berkerja, saya sedang belajar, saya sedang jemput ridho Allah. 

Nah, dengan adanya artikel di atas bikin saya cerah lagi, akan hakikat kehadiran seorang anak dalam hidup saya dan kita tentunya sebagai seorang wanita. Selamat bekerja ibu-ibu cantik kepunyaan Allah. Entah sebagai ibu rumah tangga, entah sebagai pekerja, jangan tinggalkan anak kita, jangan abaikan hak-haknya, jangan jadikan sebagai anak si mbok, dia permata kita, harta kita, bukan anak yang butuh kita, tapi kita butuh kehadirannya. Sebagai sarana bakti kita kepadaNya, menjemput bahagia Ridho KasihNya... Chaaaaayyyyyyyyyyyyoooooo... >_<



-  “Dari Jubair bin Samurah RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: sungguh bahwa seseorang mendidik anaknya adalah lebih baik daripada ia bersedekah satu sha”. (H.R. Tirmidzi) -


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kolam Renang Puri Bintaro Club House

Mampir Ke Al Kahf Space & Kopi Manyar Bintaro

Cerita Melahirkan Ludi