Terima.. Lalu Lepaskan!

Assalamu'alaikum duniaaaaa...

Berasa ga waktu cepet berlalu? Rasanya baru aja bangun sholat subuh, mandiin anak-anak, nyiapin bekel, beres-beres rumah. Sudah dzuhur lagi. Baru sholat dzuhur, nyuapin anak-anak, nemenin main, tidur sebentar. Sudah ashar. Dan seterusnya.

Hidup 24 jam terasa hanya berapa menit saja. Ciri-ciri waktu di akhir zaman menjelang Yaumil Qiyamah memang begitu menurut hadits. Dan semoga kita termasuk yang sadar soal cepatnya waktu dan korelasinya dengan kemanfaatan.

Nah, karena hidup cuma sebentar. Mari kita sepakati satu hal. Jangan simpan banyak benci di hati. Siapkan maaf sebanyak-banyaknya, lalu tebarkan maaf seluas-luasnya. Selama kebencian makhluk itu atas diri kita sendiri, baiknya sih kita cuek aja. Tapi kalau soal prinsip terutama keagamaan, boleh lah keras sikap kita.

Saya termasuk orang yang suka melakukan screening terhadap orang-orang di sekitar saya. Meski banyak yang bilang saya supel, sebenarnya tidak begitu juga. Karena menjadi kewajiban saya untuk berhati-hati dalam bersikap, jangan sampai orang tidak nyaman dan tersinggung dengan tingkah polah saya.

Apa yang saya lakukan saat screening? begini tahapnya:
1. Senyum dulu.
Setiap bertemu orang baru baiknya tersenyum, karena Rasulullah SAW itu senyumnya paling banyak terkembang. Sudah tampan, kekasih Allah, ramah, murah senyum pulak. Apalah saya ini, umatnya mau pelit senyum? rugilaaaah... maka senyum dulu.
2. Lihat respon.
Nah setelah senyum, lihat respon yang bersangkutan. Karena ada banyak orang yang mlengos saja meski kita sudah berupaya ramah.
3. Analisa.
Kalau responnya positif, dia senyum lagi. Maka setelah agak lama, buka pembicaraan dengan bahasan yang ringan dan umum. Nah, kalau responnya negatif, alias mlengos saja. Baiknya kita juga hormati 'gaya'nya. Jangan malah jadi overacting di depan yang bersangkutan, alhasil malah ga akan nyaman.
4. Jangan sombong.
Siapapun, meski orang sombong sekalipun ga akan suka disombongin. Karena begitulah, sombong alias Takabur itu sifat Allah. Dan tidak ada satupun manusia yang layak memiliki sifat itu. Apalagi kalau mau bergaul dengan manusia, siapapun tidak akan nyaman dengan orang yang sombong sifatnya.
5. Jaga niat.
Niatnya harus lurus, yaitu bersilaturahim. Memperbanyak saudara, menguatkan tali ukhuwah. Jangan hanya karena kita punya bisnis, mau nawarin ini, mau pinjam itu, kita jadi SKSD sama banyak orang. Eh pas maksud tidak terwujud, tak mau berteman lagi. Rugi sih orang seperti itu. Kita jangan ya.

Saat mulai dalam pergaulan dalam masyarakat, harus siap-siap menjadi bahan omongan. Percayalah sebaik-baiknya kita bersikap pasti akan ada yang membenci, minimal menggunjing. Sedikit saja salah ucap, akan ada yang tersinggung berat.

Karena menyimpan rasa tersinggung itu ga enak, bikin hati 'empet', yuk kita lakukan satu hal. Terima.. Lalu lepaskan.

Terima saja setiap omongan buruk, sebagai bahan muhasabah (introspeksi). Memang kita buruk, karena kita makhluk biasa penuh dengan dosa. Jadi ya tidak mengapa dengan ocehan orang di luar sana. Lalu lepaskan! Jangan biasa menyimpan luka, banyak luka banyak uban loooh. Jangan yaaa. hehehe.

Jika kita biasa melakukan itu, insyaAllah hal-hal positif banyak menghampiri kita. Rizki bisa lebih banyak, kesempatan meraih pahala jadi terbuka lebar. Fenomena waktu yang cepat berlalu itu bukan isapan jempol. Sungguh, maka kita jangan sampai merugi.

Yuuuk sama-sama :)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kolam Renang Puri Bintaro Club House

Mampir Ke Al Kahf Space & Kopi Manyar Bintaro

Cerita Melahirkan Ludi